Vrydag 29 Maart 2013

Total Hip Replacement


Total hip replacement atau Artroplasti pinggul total adalah mengganti sendi pinggul yang mengalami degenarasi atau sakit dengan komponen mangkuk polietilen dengan berat molekul sangat ringan (ultra-light) dan komponen femur logam (krom-kobalt atau titanium). Dahulu, komponen ini dipasang di tempatnya dengan semen. Saat ini, protesis pertumbuhan tulang menjadi pilihan. Komponen ini memungkinkan pertumbuhan tulang ke dalam, yang secara teoritis mengurangi kemungkinan terselip akibat degenerasi semen. Mangkuk asetabulum dipasang di tempatnya dengan sekrup fiksasi, atau press-fit, dan komponen femoral di press-fit ke dalam kanalis femoralis.
Penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi rasa nyeri, meningkatkan stabilitas, dan memperbaiki fungsi. Tetapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak (misal ruptur tendo), pembuangan jaringan lepas(debridemen), dan fusi imobilitas sendi (artodesis), dan pergantian semua atau sebagian permukaan sendi (misalnya artoplasti, prostesis, sendi total) (Smelzter dan Bare, 1997).
Osteoarthritis adalah penyakit tulang rawan, tetapi dikaitkan dengan perubahan dalam jaringan tulang. Osteoarthritis sering ditandai dengan bukti radiografi osteosclerosis di tulang subchondral dan pertumbuhan yang osseous, atau osteophytes, pada sendi yang terkena. Sebaliknya, osteoporosis ditandai dengan hilangnya kepadatan mineral tulang yang dapat dinilai dengan absorptiometri x-ray dual-energi. Diagnosis osteoporosis dapat dilakukan ketika kepadatan mineral tulang berkurang sebesar 2,5 deviasi standar di bawah nilai rata-rata untuk individu normal muda. Hubungan antara penyakit muskuloskeletal adalah relevansi khusus untuk penduduk penuaan karena keduanya meningkatkan penyakit dengan usia, walaupun kesan adalah bahwa mereka tidak sering terjadi bersama-sama pada pasien yang sama. (Julie Glowacki et al, 2003).
Pergantian panggul total adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi buatan. Indikasi pembedahan ini meliputi artritis (penyakit sendi degeneratif, artritis reumatoid), fraktur kolum femoralis, kegagalan pembedahan rekontruksi sebelumnya (kerusakan prostesis, osteotomi, penggantian kaput femoris), dan masalah karena penyakit panggul kongenital (Adnan, 1981).
Dua pendekatan utama untuk artroplasti hip adalah bagian posterior dan lateral. Pendekatan posterior dianggap lebih mudah dilakukan, walaupun hal ini terkait dengan tingkat peningkatan dislokasi, dibandingkan dengan pendekatan lateral secara langsung; sehingga dapat mengurangi resiko cedera pada saraf siatik. Walaupun ada kelebihan dan kekurangan masing-masing pendekatan, terdapat data yang saat ini tidak mencukupi untuk mengidentifikasi pendekatan bedah yang optimal pada orang dewasa yang menjalani artroplasti total hip osteoarthritis (Walker, 2010)
Total Hip Replacement Askep Total Hip Replacement

Komplikasi

Trombisis Vena Profunda, Resiko terjadinya tromboemolisme biasanya sangat tinggi setelah pembedahan rekontruksi panggul. Pada pasien-pasien ini yang 20% akan mengalami emboli paru, dengan 1% sampai 3% berakibat fatal. Maka perawat harus mekakukan upaya pencegahan dan memantau pasien secara ketat untuk kemungkinan adanya trombosis vena profunda dan emboli paru. Upaya unuk memperbaiki peredaran darah dan mengurangi stasis vena merupakan prioritas bagi pasien yang menjalani rekontruksi panggul. Heparin dosis rendah atau henoksaprin (Lovenox), suatu heparin dengan berat molekul rendah yang tidak memerlukan pemantauan waktu pembekuan rutin, dapat diberikan sebagai profilaksis untuk trombosis vena profunda setelah bedah penggantian panggul (Smelzter dan Bare, 1997).

Manajemen Nyeri

Dalam beberapa kasus, analgesik seperti parasetamol atau kodein mungkin diperlukan untuk memungkinkan partisipasi dalam latihan atau mempertahankan aktivitas hidup sehari-hari. Penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, mungkin bermanfaat jika bantuan tidak diperoleh dari mengambil parasetamol biasa. NSAID harus digunakan dengan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek waktu untuk mengurangi risiko morbiditas terkait seperti pencernaan, hati atau komplikasi ginjal (Walker, 2010).

Perencanaan Keperawatan

Diagnosa 1
Nyari yang berhubungan dengan pergantian panggul total
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan peredaan nyeri dengan kriteria hasil :
a. Pasien dapat menjelaskan ketidaknyamanannya
b. Nampak nyaman dan santai
c. Menggunakan upaya fisik, piskologis, dan farmakologisuntuk mengurangi ketidaknyamanan
d. Mengungkapkan adanya pengurangan nyeri
Intervensi :
1. Kaji pasien mengenai adanya nyeri
2. Minta pasien menerangkan ketidaknyamanannya
3. Pahami adanya nyeri; menginformasikan kepada pasien macam-macam analgesikdan relaksan otot yang tersedia.
4. Mengevaluasi dan mencatat ketidaknyamanan dan keefektifan teknik modifikasi-nyeri
Diagnosa 2
Kerusakan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah penggantian sendi panggul
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mencapai sendi panggul yang bebas nyeri, fungsional stabil dengan kriteria hasil :
a. Posisi yang dianjurkan tetap dipertahankan
b. Berlatih setiap jammenggunakan alat bantu ambulasi dengan ama dan aman
c. Berpatipasi dalam p[rogram ambulasi progresif
d. Aktiv berpartisipasi dalam program latihan
Intervensi :
1. Pertahankan posisi sendi panggul yang benar (abduksi, rotasi netral, fleksi trebatas)
2. Intruksikan dan membantu perubahan posisi dan pemindahan
3. Dalam berkonsultasi dengan ahli fisioterapi, intruksikan dan berikan pengawasan ambulasi progresif yang aman dalam batasan pembebanan berat badan yang diperbolehkan.
4. Intruksikan dan berikan pengawasan penggunaan alat bantu ambulasi yang aman
Diagnosa 3
Trombosis vena provunda yang berkaitan dengan pembedahan
Tujuan :
Pasien menunjukan tidak adanya komplikasi, dengan hasil yang diharapkan :
1. Denyut nadi simetris dan kuat
2. Tanda homan negatif
3. Mengubah posisi dengan bantuan dan pengawasan
4. Tidak mengalami nyeri dada, paru jernih pada auskultasi; tidak adanya bukti emboli paru
5. Suhu kulit normal
Intervensi :
1. Kaji nadi poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis posterior
2. Kaji suhu kulit tungkai
3. Kaji tanda homan tiap 8 jam
4. Hindari penekanan pada pembuluh darah poplitea akibat peralatan atau bantal
5. Ubah posisi dan tingkatkan aktivitas sesuai ketentuan
Diagnosa 4
Infeksi yang berkaitan dengan pembedahan
Tujuan :
Pasien menunjukan tidak adanya tanda-tanda komplikasi, dengan hasil yang diharapkan :
1. Tanda vital normal
2. Insisi mengalami penyatuan dengan baik tanpa pengeluaran cairan atau respon inflamasi berlebihan
3. Ketidaknyamanan minimal; tanpa hematoma
4. Pasien dapat menoleransi antibiotik
Intervensi :
1. Pantau tanda vital
2. Gunakan teknik aseptik saat mengganti balut dan pengosongan kantong drainase
3. Kaji penampilan dan sifat drainase
4. Kaji keluhan nyeri
5. Berikan antibiotik profilaksis sesuai resep dan lakukan observasi adanya efek samping
Sumber
- Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. Keperawatan medikal BedahVolume 3. EGC : Jakarta
- Walker JA. 2010. Total hip replacement: improving patients’ quality of life. Learning zone.
- Julie Glowacki et al. 2003. Osteoporosis and Vitamin-D Deficiency Among Postmenopausal Women with Osteoarthritis Undergoing Total Hip Arthroplasty. The Journal Of Bone & Joint Surgery
- Adnan, H.M. 1981. Penyakit-penyakit Artritis yang Sering Dijumpai Sehari-hari. Cermin Dunia Kedokteran

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking